Proposal penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun secara detail. Di dalamnya termasuk latar belakang mengenai penelitian, serta mencakup teori, metode, dan penjelasan lain dari sebuah penelitian. Apabila anda sedang ingin menyusun proposal penelitian, penting untuk mengetahui konsep dasar dari sebuah proposal. Berikut contoh proposal penelitian untuk anda.
Biasanya penyusunan proposal dilakukan sebelum melakukan penelitian. Hal ini sudah sering dilakukan oleh para mahasiswa atau akademisi. Baik di bidang sosial, kesehatan, alam, teknik, ataupun di bidang lainnya. Biasanya proposal penelitian dibuat sebagai sebuah usulan penelitian oleh para mahasiswa untuk diajukan sebagai pembuatan karya tulis ilmuah berupa skripsi dan tesis.
Contents
Kerangka Proposal Penelitian
Dalam menyusun proposal penelitian, anda harus memperhatikan kerangka atau elemen penting apa saja yang ada dalam proposal penelitian. Beberapa di antaranya adalah cover atau halaman judul, halaman persetujuan, daftar isi, isi, hingga daftar pustaka. Ini akan menjelaskan tentang penelitian anda, alasan dilakukannya penelitian tersebut, bagaimana riset akan dilakukan, dan lain sebagainya.
Kerangka proposal penelitian bisa disebut sebagai panduan atau petunjuk konsep dari rancangan riset. Ini dilakukan agar penyusunan bab dan sub bab menjadi lebih ilmiah dan sistematis. Kerangka juga berperan sebagai pemberi batasan di setiap bagian atau elemen. Penulis akan lebih mudah menyusun proposal dengan memerhatikan panduan ini.
1. Cover atau Halaman Judul
Pada halaman judul ini meliputi tulisan judul penelitian, nama, NIM, jurusan atau program studi, fakultas, nama universitas, dan tahun pembuatan proposal penelitian. Ada banyak contoh yang bisa anda ikuti cara penulisannya.
2. Halaman Persetujuan
Mirip halnya dengan penelitian sebagai tugas akhir. Proposal penelitian pun mencakup halaman persetujuan. Pastikan bahwa pada lembar ini sudah mencakup judul penelitian, persetujuan dosen pembimbing, waktu persetujuan, serta tanda tangan dosen tersebut.
3. Daftar Isi
Bagian ini harus ada di proposal penelitian anda atau di karya tulis manapun. Daftar isi menjadi elemen yang sangat penting, sebab ada banyak kemudahan yang akan didapatkan pembaca untuk melihat pokok permasalahan atau inti dari penelitian yang anda ajukan.
4. Isi
Ini merupakan bagian inti dari proposal penelitian anda. Segala hal tentang rancangan penelitian akan tertuang pada elemen ini. Akan ada banyak pembahasan di dalamnya, yakni mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, teori-teori pendukung, metode penelitian, serta analisis dan daftar pustaka sebagai penutup.
5. Daftar Pustaka
Pada elemen ini akan mencakup penulisan tentang referensi apa saja yang anda gunakan dalam menyusun proposal penelitian ini.
Cara Membuat Proposal Penelitian
Berikut merupakan pembahasan mengenai bagian isi. Bagian ini akan dibahas secara detail, karena merupakan bagian inti dari sebuah proposal penelitian.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini setidaknya mencakup empat elemen penting, yaitu latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Elemen ini akan menjelaskan alasan kenapa anda melakukan sebuah penelitian dan manfaatnya. Kemampuan anda bisa dilihat dari penjelasan elemen-elemen ini. Pembaca, pengamat, atau pembimbing pun akan mengetahui konsep penelitian anda melalui bab ini.
1. Latar belakang
Anda bisa menceritakan alasan atau hal yang mendasari mengapa memilih penelitian serta judul penelitiannya. Ibaratnya anda sebagai detektif yang sedang mengunjungi sebuah tempat dan mengamati situasi maupun kondisi di lingkungan tersebut. Kemudian anda akan ditantang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Permasalahan bisa anda tuliskan dengan sistematis dan ilmiah melalui elemen latar belakang ini. Pada umumnya ada yang mengacu pada krisis ideologi, ekonomi, sosial, politik, budaya, pertahanan dan keamanan. Tuliskan berdasarkan data dan fakta yang ditemukan. Anda juga bisa menjelaskan secara singkat bagaimana upaya penyelesaian yang akan anda lakukan melalui proposal ini.
Pada bagian akhir latar belakang, anda bisa menekankan kembali mengenai pentingnya masalah tersebut untuk diteliti. Bisa juga disertai dengan keuntungan apabila penelitian dilakukan maupun dampak yang mungkin terjadi ketika tidak diteliti. Pada intinya, anda sebagai peneliti harus menemukan sebuah masalah dan melakukan penelitian sebagai upaya penyelesaian masalah.
2. Rumusan masalah
Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan mengenai permasalahan yang harus dijawab dalam penelitian ini. Atau bisa dikatakan bahwa rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci. Penulisan rumusan masalah yang baik dan tepat akan membantu penulis untuk fokus atau mengarahkan cara berpikir penulis.
3. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan hasil dari suatu penelitian yang didapatkan melalui proses mencari, menemukan, mengembangkan, serta menguji suatu pengetahuan. Penelitian yang baik yaitu apabila memenuhi unsur seperti spesifik, terbatas, bisa diukur, serta bisa diperiksa melalui hasil penelitian yang ditunjukkan.
Umumnya tujuan dari penelitian yakni untuk mendapatkan pengetahuan baru, mengembangkan pengetahuan sebelumnya, serta menguji kebenaran dari pengetahuan yang sudah ada. Untuk memudahkan anda, tujuan penulisan yang ditulis meliputi capaian menyeluruh untuk jawaban dari tema penelitian. Dituliskan untuk menjawab rumusan masalah dari penelitian anda.
4. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian merupakan potensi atau keuntungan yang bisa diperoleh oleh pihak-pihak tertentu apabila penelitian ini dilakukan. Umumnya manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis atau akademis dan manfaat praktis. Anda bisa menyebutkan manfaat yang akan didapatkan oleh instansi, peneliti, ataupun pihak lainnya yang mengenai topik yang diteliti.
BAB II Tinjauan Pustaka
Pembahasan pada bab ini berkaitan dengan penelusuran kepustakaan. Bertujuan untuk mengindentifikasi makalah dan berbagai buku yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Penyusunannya secara runtut dari tujuan penelitian. Umumnya pada bab ini terdiri dari elemen landasan teori, kerangka teori, kerangka konsep penelitian, dan hipotesis.
1. Landasan teori
Landasan teori berisi penelitian lain yang menjadi rujukan penelitian anda. Penelitian lain yang dimaksud yakni berupa referensi penelitian dari para ahli ataupun teori yang menjadi landasan. Sangat penting untuk membuat landasan teori yang benar, karena akan menjadi landasan penelitian anda sendiri. Pastikan teori yang dirujuk memiliki acuan pada variabel penelitian anda.
2. Kerangka teori
Anda harus mempelajari berbagai pustaka terlebih dahulu. Kerangka teori ini tidak dapat dikembangkan apabila anda sebagai peneliti belum mempelajari pustaka.
3. Kerangka konsep penelitian
Kerangka konsep penelitian dibuat dari kerangka teori serta ada hubungannya dengan masalah penelitian. Keterikatan antar variabel yang digunakan berawal dari kerangka teori dan memiliki konsentrasi di satu bagian kerangka yang menggambarkan aspek apa saja yang dijadikan dasar masalah penelitian ini.
4. Hipotesis
Pada bagian ini memuat pernyataan singkat yang telah disimpulkan dari landasan teori. Seperti pengertiannya, hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang sedang dihadapi. Hipotesis harus diuji kebenarannya berdasarkan kaidah keilmuan yang bisa dipertanggungjawabkan lebih lanjut.
BAB III Metode Penelitian
Ada beberapa elemen yang harus dijelaskan pada bab ini, pada umumnya terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, hubungan variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, serta metode analisis data.
1. Jenis penelitian
Elemen ini berisi langkah atau step yang akan diambil peneliti untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis.
2. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan subjek atau objek yang memenuhi karakteristik tertentu. Populasi ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian diteliti. Pada elemen ini pun berisi penjelasan tentang sampel. Sampel merupakan bagian dari populasi. Anda harus menjelaskan bagaimana cara atau proses pengambilan sampel, jenis atau teknik pengambilan sampel yang digunakan, jumlah besaran sampel, dan lain sebagainya.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Anda bisa menjelaskan tempat dan waktu penelitian tersebut berlangsung.
4. Variabel
Variabel merupakan faktor yang diteliti dalam penelitian tersebut
5. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel biasanya menjelaskan tentang pengukuran suatu variabel termasuk alat ukurnya. Ini dilakukan agar variabel menjadi jelas dan tidak berintegrasi ganda. Lebih terukur dan menunjukkan macam variabel sesuai dengan tingkat pengukurannya.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pada elemen ini menjelaskan bagaimana cara pengumpulan data. Peneliti biasanya menjelaskan apakah data yang digunakan merupakan data primer atau data sekunder. Dijelaskan juga apakah data yang diperoleh melalui angket, wawancara, atau lainnya.
7. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian atau alat ukur biasanya berupa ceklis atau kuesioner yang menjadi pedoman saat wawancara atau observasi.
8. Teknik Pengolahan Data
Data yang digunakan harus bisa diolah menjadi informasi yang dijadikan sebagai dasar pengambilan kesimpulan dari penelitian ini.
9. Metode Analisis Data
Data penelitian kemudian dianalisis dan dijelaskan agar menjadi kesimpulan dari penelitian.
10. Keterbatasan
Anda bisa menuliskan kelemahan dair penelitian anda. Bisa berupa keterbatasan secara teknis yang menyebabkan dampak metodologis dan substansif, ataupun yang lainnya.
11. Daftar Pustaka
Referensi atau panduan yang menjadi rujukan penelitian dituliskan pada elemen ini. Penulisan daftar pustaka harus memenuhi kaidah ilmiah yang berlaku.
12. Lampiran
Anda bisa menyematkan berbagai jenis lampiran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Misalnya angket atau kuisioner, surat penelitian, peta, atau berbagai hal lainnya.
Proposal Penelitian
Judul Proposal Penelitian : Analisis Regresi Spasial Mengenai Faktor Pendorong Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015
1. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang sampai saat ini menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Angka kematian yang tercatat mencapai 41,3% dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia. Menurut data World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia, Asia Pasifik menanggung 75 persen dari beban dengue di dunia antara tahun 2004 dan 2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara wilayah endemis.
Berdasarkan data internal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), penderita DBD pada tahun 2015 di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 129.179 orang, dimana 1.240 diantaranya meninggal dunia. Data dari Kementerian Kesehatan menyebutkan sebanyak 511 kabupaten/kota di Indonesia berpotensi menjadi tempat berkembangnya demam berdarah. Hal ini berarti tidak ada satu pun daerah Indonesia yang bebas terhadap endemisitas demam berdarah. Dari lima ratus kabupaten/kota yang berpotensi, hampir 90% diantaranya merupakan daerah endemik, termasuk provinsi Jawa Tengah.
Penyakit DBD masih merupakan permasalahan serius di provinsi Jawa Tengah, terbukti 35 kabupaten/kota sudah pernah terjangkit penyakit DBD. Angka kesakitan/Indicate Rate (IR) DBD provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 sebesar 47,9 per 100.000 penduduk, mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun 2014 yaitu 36,2 per 100.000 penduduk. Tingginya angka kesakitan DBD disebabkan karena adanya iklim tidak stabil dan curah hujan cukup banyak pada musim penghujan yang merupakan sarana perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegipty yang cukup potensial. Selain itu juga didukung dengan tidak maksimalnya kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat sehingga menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit DBD di beberapa kabupaten/kota.
Angka kematian/Case Fatality Rate (CFR) DBD di Jawa Tengah tahun 2015 sebesar 1,6%. Kematian akibat penyakit DBD terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah, Hanya dua kabupaten/kota yang melaporkan tidak terjadi kematian akibat DBD yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Jawa Tengah. Frekuensi KLB tertinggi di Provinsi Jawa Tengah adalah KLB DBD yang terjadi di 45 kecamatan dan 62 desa/kelurahan di Jawa Tengah (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2015).
Pada penelitian yang dilakukan Faiz, dkk (2013) sebelumnya menyatakan bahwa tingkat ketergantungan penyakit DBD di suatu daerah diperkirakan dipengaruhi oleh penyakit DBD di daerah lain yang berdekatan. Berdasarkan Yatim (2007) pada penelitian Anisahtul (2017) menyatakan DBD menyebar secara ruang dan waktu melalui gigitan nyamuk dari penderita ke orang lain dari suatu tempat ke tempat lain dimana penderita lain tersebut berada. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Hukum Geografi Pertama yang diungkapkan Tobler dalam Enselin (1993) yaitu “Semua hal berhubungan dengan hal lainnya, tetapi hal yang dekat lebih berhubungan dibandingkan dengan hal yang berjauhan”. Oleh karena itu, jika suatu wilayah menjadi endemi penyakit DBD, maka diduga wilayah tersebut akan membuat wilayah yang berbatasan langsung dengannya menjadi endemi penyakit DBD yang baru. Berdasarkan penelitian Bekti (2012), analisis data spasial merupakan analisis yang berhubungan dengan pengaruh lokasi. Pola hubungan antar lokasi yaitu wilayah satu dengan wilayah lainnya dapat diketahui dengan melihat nilai autokorelasi spasial. Beberapa pengujian dalam spasial autokorelasi spasial adalah menggunakan Indeks Moran (I) dan Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA). Metode ini sangat penting untuk mendapatkan informasi mengenai pola penyebaran karakteristik suatu wilayah dan keterkaitan antar lokasi di dalamnya. Pada penelitian ini, dilakukan analisis spasial dengan mencari nilai autokorelasi spasial menggunakan Indeks Moran dan LISA untuk mengetahui persebaran kasus DBD di Jawa Tengah pada tahun 2015.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dirumuskan adalah :
- Bagaimana hasil uji efek spasial berdasarkan Indeks Moran dan LISA?
- Bagaimana model regresi spasial terbaik dari faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kasus DBD?
3. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui hasil uji efek spasial berdasarkan Indeks Moran dan LISA
- Untuk mengetahui model regresi spasial terbaik dari faktor-faktor yang memengaruhi jumlah kasus DBD
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat digunakan pemerintah untuk mengetahui daerah mana yang perlu dijadikan perhatian khusus dalam mengatasi kasus DBD.
Contoh Latar Belakang Proposal
Gas LPG 3 kg merupakan produk yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Permintaan untuk produk ini semakin hari semakin tinggi dan konsumennya tersebar di berbagai wilayah, baik di daerah Jawa maupun di luar Jawa. CV. Maju Jaya. merupakan agen/distributor gas LPG 3 kg di wilayah Bima.
Gas LPG 3 kg tersebut didistribusikan oleh perusahaan secara langsung ke daerah pemasarannya yakni ke beberapa pangkalan menggunakan armada milik perusahaan yaitu empat buah truk. Dalam operasionalnya memerlukan waktu dan biaya transportasi yang cukup besar, yang menyebabkan perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan seperti yang diharapkannya dan kalah saing dengan perusahaan manufaktur lainnya.
Untuk tetap dapat bertahan dan memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik dalam hal pendistribusian suatu produk ke daerah pemasaran. Permasalahan yang sering muncul dalam kasus seperti ini adalah penentuan rute pendistribusian yang kurang tepat sehingga akan mengakibatkan kurang efektifnya waktu serta yang pemborosan bahan bakar yang digunakan, sehingga berimbas pada besar kecilnya pengeluaran dan pemasukan yang diperoleh perusahaan.
Pada penelitian ini, peneliti ingin menentukan rute dalam suatu pendistribusian dengan membuat model network. Model network merupakan susunan sisi yang terhubung pada berbagai titik, dimana pada setiap sisi dapat memiliki kriteria kapasitas arus yang berasal dari titik tertentu menuju titik lainnya, atau jarak dari titik tertentu ke titik lainnya.(Tumpul, 2006).
Peneliti akan menggunakan algoritma Shortest-Route (rute terpendek) dalam penelitian ini. dimana algoritma ini merupakan salah satu persoalan pada model network yang digunakan untuk menentukan jarak terpendek/tersingkat antara tiitik awal (sumber) dengan beberapa titik tujuan. Hal ini dilakukan untuk membantu perusahaan dalam menentukan rute terpendek, agar keuntungan yang bisa didapatkan lebih banyak.
Daftar Isi Proposal
Halaman Sampul…………………………………………………………………………………………………………………..……..i
Lembar Pengesahan Pembimbing………………………………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………………….iii
Daftar Tabel………………………………………………………………………………………………………………………………..iv
Daftar Gambar……………………………………………………………………………………………………………………………..v
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………………….vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………………1
1.1 Latar belakang………………………………………………………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………………………………………………2
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB II KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………….3
BAB III LANDASAN TEORI……………………………………………………………………………………………………………..5
BAB IV METODOLOGI…………………………………………………………………………………………………………………….9
4.1 Populasi…………………………………………………………………………………………………………………………………….10
4.2 Variabel dan Definisi Operasional Variabel…………………………………………………………………………………..11
4.3 Metode Pengambilan Data…………………………………………………………………………………………………………..11
4.4 Tahapan Penelitian yang Digunakan…………………………………………………………………………………………….12
4.5 Time Schedule…………………………………………………………………………………………………………………………….12
4.6 Curriculum Vitae Peneliti…………………………………………………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………………….14